Pondok Pesantren Al Anwar Bogangin
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Pondok Pesantren Al Anwar adalah asrama pendidikan islam yang terletak di desa Bogangin kecamatan Sumpiuh kabupaten Banyumas. Asrama pendidikan islam Al Anwar adalah pesantren salaf yang di asuh oleh Bp.KH Muhlasin. Pesantren Al Anwar iniberbasisi pada kajian berdasar Ahlussunah wal jama’ah dengan berpacu pada kajian kitab-kitab kuning karangan para salafusshalihin. Untuk corak khas amaliahnya adalah sebagaimana ajaran Nahdlotul Ulama (NU) seperti tahlil, manakib, ziarah kubur, haul dan lain sebagainya. Untuk basis pesantren adalah mengadopsi sistem sebagaimana model yang di lakukan oleh pondok pesantren salaf Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo Magelang. Hal tersebut di karenakan Bp. KH.Muhlasin sendiri adalah alumni pesantren tersebut. Beliau nyantri selama sekitar 23 tahun di sana. Konon beliu juga mendapat sebutan “macan garjo” pada waktu itu. Ketika telah melakukan ijab qabulpun ia beliau masih aktif di pesantren.
Karena latar belakang beliau adalah alumnus pesantren tegalrejo oleh Gus Yusuf beliau di beri mandat sebagai ketua suriah PKB kabupaten Banyumas. Sebenarnya beliau tidak terlalu tertarik pada dunia politik tetapi karena nderek dawuh gus Yusuf yang mana beliau adalah putra dari pengasuh pesantren Tegalrejo.
Bp.KH Mukhlasin adalah Ulama kharismatik yang sangat dikenal dengan tawadlu dan wira’inya. Beliau tidak gengsiketika harus terjun bersama santri-santrinya berada di di sawah bahkan ikut serta mencangkul dan lain sebagainya. Beliau juga tidakmau ketika ditawari bantuan yang berasal dari uang negara. Entah alasanya apa. Yang jelas beliau ingin masyarakat juga ikut serta dalam perjuangan agama dengan melakukan shadaqoh jariah kepadapesantren, masjid maupun fasilitas-fasilitas keagamaan laian. Terlihat dari dakwah-dakwahnya yang sering kali menganjurkan masyarakat untuksengkuyung bareng-bareng mbangun fasilitas-fasilitas perjuangan agama Islam dan beliau juga beberapa kali menolak bantuan yang sifatnya kurang jelas asal usulnya seperti dari partai, caleg dan lain sebagainya. Jasa-jasa beliau telah di akuimasyarakat. keilmuan beliaupun tidak di ragukan lagi.
Kembali pada pesantren Al anwar. Meskipun terletak di desa yang terhitung pedalaman dan bangunan yang sederhana Pondok pesantren Al Anwar sangat efektif untuk pendidikan seluruh kalangan. Baik kalangan buruh maupun kalanganmoderat. Selain tersedinya pendidikan Umum seperti MI, MTs, MA, SMK di sekitar pesantren, juga sistem yang di terapkan dalam pesantren Al Anwar sangat menerapkan penanaman jiwa kreatif dan giat bekerja. Tidak hanya dalam bidang usaha (membuat tahu, tempe,kripik singkong tempegajes, kripik tempedll), bisnis dan pertanian(padi, sayuran, obat-obatan buah dll) juga tersedia dan aktif dalam pengembangan skill elektonik, mesin,pembangunan,listrik dan peternakan termasuk sarana-sarana yang tersediadi sana.
Adapun kitab yang di kaji adalah kitab Nahwu saraf (Jurumiyah jawan, qoa’idussharfiyah, matan jurumiyah,’imriti, qo’aiduli’rob Alfiyah, jar maknun, balaghoh mantik dll), Fiqih ( safinatunnajah, risalatul mahid Sulamuntaufik, sulamunnajah, Fathul qarib, Fathulmu’in, i’anatuthalibin, fiqih syafi’i, wahab, bukhori, mahali dll), Tauhid, tasawuf dan hadits(‘aqidatul ‘awam, tijan durori, targhib-watarhib, hulasoh, arbain nawawi,sohih bukhori, bulughul marom, hadis nabawi, khikam dll), tajwid (Syifa’ul jinan, tuhfatul atfal, dll), ahlak (taisirul kholak, ahlaqulbanin, tanbihulmuta’alim, ta’limul muta’alim, dll). Selain itu dikajijuga kitab-kitab kontemporer maupun lintas madhab,amaliyah, fiqih, idadah dalam pengajian kilat bulan ramadhan.
Pesantren Al Anwar adalah pesantren yang menampung santri dari berbagai kalangan dan berbagai daerah baik dari sumatra, jawa dan lain sebagainya.
Selaian membawa daerah bogangin khususnyamunthang menjadi sebutan kampung santri di sekitar pesantren juga terdapat makam waliyulloh yang konon adalah santri sekaligus menantu pendiri pesantren yaitu Mbah KH ‘Abdulloh Suyuti. Pendiri Pondok pesantren adalah Mbah KH. Zam-Zam sebagai putra dari mbah Nur Zaidin salah satu ulama pada Zaman Pangeran dipenegoro sekaligus pengikut panngeran Diponegoro.
“KH. Abdullah Suyuti, Kiai besar dari desa Bugangin Sumpiuh. Beliau sangat Alim, Zuhud dan Tawadhu’, santri beliau datang dari berbagai daerah diantaranya, Banyumas, Pekalongan, Kebumen, Purworejo, Magelang, Cilacap dll. Diantara santri-santri KH Abdullah Suyuti adalah KH Muhammad Zuhdie Leler (pendiri pondok pesantren Leler), KH Damanhuri Kebarongan (penerus kedua pesantren Kebarongan), dan sebagainya. KH Abdullah Suyuti terkenal waliyulloh dan mempunyai banyak karomah (http://hikamudin.blogspot.com/2012/10/beberapa-ulama-dahulu-tersohor-di.html)”
Adapun silsilah dan sejarah singkat adalah sebagai berikut yang saya copi paste dari (http://fuadsuyuthi-almusthofa.blogspot.com/#)
Sekilas tentang riwayat simbah K.H. Abdul Mu'in dan riwayat ini tidak bisa terlepas dari 2 (dua) desa yang bertetangga yaitu Desa Bogangin dan Desa Selanegara, kedua desa tersebut terletak di Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Selepas perang Pangeran Diponegoro tahun 1825 - 1830 M, Pangeran Diponegoro ditawan Belanda dan dibuang ke Manado dan dipinah ke Makasar dan wafat di Makasar pada tahun 1955 M meneurut referensi ahli sejarah Belanda, namun menurut versi pengikut Pangeran Diponegoro yang ditawan adalah pembantu Pangeran Diponegoro yang sudah di rias mirip dengan Pangeran Diponegoro supaya mendatangi perjanjian damai yang diadakan oleh Jenderal De Kock di Magelang, kemudian ditangkap oleh Jenderal De Kock dan dibuang ke Manado serta dipindah ke Makasar sampai wafatnya. Sedangkan Pangeran Diponegoro yang asli menyamar sebagia petani dan merantau ke Probolinggo, Jawa Timur. Sedangkan prajurit Pangeran Diponegoro yang kebanyakan terdiri dari para Kyai dan Santri mulai terjun kebidang pendidikan dan da'wah dan banyak yang mendirikan Pondok Pesantren untuk membentengi penagaruh Belanda yang mulai merasuki khususnya orang-orang Jawa dan orang-orang Indonesia pada umumnya.
Diantara prajurit Pangeran Diponegoro adalah :
1. Mbah Nur 'Imad
2. Mbah Nur Zaidin, mereka berasal dari daerah Bulus, Bagelan, Kabupaten Purworejo.
Putra mbah Nur Zaidan (beliau wafat dan dimakamkan di Jombor, Gumelar Lor) mempunyai putra / putri diantaranya adalah :
1. Mbah Kasandrail
2. Mbah Tasliman
3. Mbah Zam Zam
4. Mbah Zain
5. Mbah Toyib
Sedangkan putra yang nomer 3 (tiga) yaitu mbah K. Zam Zam merantau ke arah barat dan sampai di daerah Munthang, desa Bogangin, Kecamatan Sumpiuh - Banyumas. Beliau membuka lahan (babat alas, jw) di pingiran 2 (dua) sungai dan membangun masjid dan rumah bersama istrinya yaitu Simbah Ny. Aisyah.
Setelah Masjid dan rumah beliau jadi, beliau mulai mengajar mengaji baik santri pria maupun santri wanita dan santri pertama yaitu Simbah Abbas dan simbah Abdul Syukur, keduanya dari daerah Bulus, Bagelan - Purworejo (dulu sama-sama satu desa dengan Mbah Ky. Zam Zam.)
Mbah Ky. Zam Zam dan simbah Ny. Aisyah mempunyai empat putra yaitu :
1. K.H. Abdulah Umar ( wafat waktu menunaikan ibadah haji)
2. Ny. Khotidjah bersuami K.H. Abdulloh Suyuti
3. K. Barowi
4. K. Muh. Kholil
Setelah Mbah K. Zam Zam sukses membuka Pondok Pesantren di Bogangin, keluarga yang dari Bulus, Bagelan ikut ke Bogangin diantaranya, Ky. Kasandrail dan Ky. Tasliman sedangkan Ky .Zain membuka lahan / babad alas di daerah Kamulyan, Kec. Tambak dan beliau wafat dan di makamkan di desa Kamulyan juga.
Santri bawaan K. Zam Zam dari Bulus, Bagelan yang bernama Mbah Abbas serta Mbah Abdulah Syukur ikut membuka lahan di utarnya Masjid Bogangin.
Pada suatu waktu Ky. Zam Zam bersilaturahmi ke Bulus, Bagelan - Purworejo dan di daerah Kebumen bertemu dengan anak Yatim yang ingin mengaji / nyantri tapi tidak mempunya biaya kemudian sama Mbah Ky. Zam Zam diajak ke Bogangin, anak tersebut dari daerah Petanahan, Kebumen namanya Abdulah Suyuti bin Ky. Nawawi, Petanahan.
Setelah agak lama nyantri di Bogangin mbah Abdullah Suyuti yang merasa anak yang tidak mampu, beliau kalau tidur senangnya di bawah Bedug masjid. Suatu malam simbah Ky. Zam Zam akan sholat Tahajud ada pancaran sinar yang sangat terang sehingga menerangi ruangan masjid dan oleh mbah Ky. Zam Zam kemudian dicari asal sinar tersebut,ternyata sinar tetsebut keluar dari pusar salah satu santrinya yang sedang tidur dibawah Bedug, kemudian Mbah Ky. Zam Zam dengan sangat berhati-hati mendatangi santri tersebut dan menyobek sarungnya.
Setelah pagi harinya Mbah Ky. Zam Zam menanyakan kepada seluruh santrinya siapa yang sarungnya sobek, kebetulan ada salah satu santri yang sedang menagis karena sarungnya sobek padahal sarung tersebut hanya satu-satunya yang dia punya.
Setelah mbah K. Zam Zam mengerti maka santri tersebut dipanggil ke Ndalem oleh Mbah Ky>Zam zam dan sarung yang sobek tadi diganti dengan sarung yang baru, kemudian santri tersebut di jodohkan dengan putrinya yang bernama Ny. Khotijah Binti K. Zam Zam, santri tersebut tidak lain adalah mbah K.H. Abdullah Suyuti, santri dari desa Karang Duwur, Petanahan yang dipungut dari Kebumen sewaktu mbah K. Zam Zam bersilaturahmi ke Bulus, Bagelan - Purworejo.
Berhubung Ny. Khotijah waktu itu masih agak kecil, maka mbah K. Zam Zam menyuruh K.H. Abdullah Suyuti untuk nyantri lagi ke Pondok Pesantren Langitan, Tuban. Di pondok langitan K.H. Abdullah Suyuti bertemu dengan santri yang juga berasal dari daerah Petanahan, Kebumen yang bernama Abdul Mu'in sehingga menjadi teman muholid di pondok.Mbah KH.Abdulloh Suyuthi, di pondok langitan terkenal dengan sebutan santri kungkum(bhs jawa),karena beliau hanya mempunyai pakaian yang hanya menempel dibadannya saja,sehingga jika pakaiannya kotor beliau merendam diair karena pakaiannya sedang dijemur.
Mbah K.H. Abdullah Suyuti di pondok disamping mengaji juga menuliskan kitab santri-santri lain sehingga dapat upah dan bisa dikirimkan sebagian ke rumah. Teman muholid Mbah K.H. Abdullah Suyuthi yang bernama Abdul Mu'in mengerti kalau Mbah K.H. Abdullah Suyuti sudah punya istri di Bogangin makanya mbah Abdul Mu'in pesan seandainya nanti mbah K.H. Abdullah Suyuti punya anak perempuan mau di ambil istri oleh mbah Abdul Mu'in dan mbah K.H. Adulah Suyuti menyanggupi permintaan temannya itu.
Mbah K.H. Abdullah Suyuti dan mbah Abdul Mu'in adalah teman yang sangat akrab dan muholid sekali sehingga sewaktu mbah K.H. Abdullah Suyuti mempunyai kesempatan belajar di Mekkah, mbah Abdul Mu'in juga ikut belajar ke Mekkah bersama sama, akhirnya mbah KH. Abdullah Suyuti dan mbah Abdul Mu'in mengambil toriqoh Syadziliyah dari Syaikh Nahrowi Al-Banyumasi yang mukim di Mekkah dan menjadi Guru mursyid Thoriqoh Syadziliah.
Sedangkan Ky. Zam Zam menikah lagi dengan Ny. Bariji dan mempunyai 1 (satu) putra yang bernama Abdulah Satari dan setelah Abdulah Satari menjadi orang yang 'alim, beliau mendirikan masjid di Jombor desa Gumelar Lor Kecamatan Tambak.
Menurut riwayat sewaktu Ny Bariji mengandung Abdulah Satari, Ny Aisyah juga sedang mengandung anak yang ke 4 (empat) yang kelak setelah lahir di beri nama Muhammad Kholil. Sewaktu ke 2 (dua) istri beliau sedang mengandung, beliau di panggil Alloh SWT dan meninggalkan 2 anak yatim yaitu Muhammad Kholil dari istri yang pertama yang bernama Ny Aisyah dan Abdullah Satari dari istri yang ke 2 yang bernama Ny Bariji.
Setelah selang beberapa lama, Ny Aisyah dinikahi sama kakaknya K. Zam Zam yang bernama Mbah Tasliman dan mempunyai 4 anak masing-masing :
1. Ny Mu'minah, bersuami H. Palil Bogangin
2. K. Daldiri (Abu Wardi) Tipar, Rawalo, Banyumas
3. Ny Zaenab, bersuami H. Yasin, Bogangin, Sumpiuh, Banyumas
4. Khanan, beristri Sigede, Bogangin.
Sedangkan Ny Bariji setelah melahirkan Abdullah Satari dinikahi oleh K. Mustaqim dari Jombor, Gumelar Lor, Tambak dan mempunyai 2 anak masing-masing :
1. K. Abdul Ghofur beristri Ny Saudah, Jombor Gumelar Lor
2. Ny Munah, yang menurunkan mbah K. Muridan (K. Jamhari), Jombor, Gumelar Lor.
K. Abdullah Satari bin K. Zam zam setelah mendirikan masjid di Jombor, beliau menunaikan ibadah haji ke tanah suci bersama dengan K. Abdullah Umar bin K. Zam Zam (dua bersaudara dari lain ibu) tetapi KH Abdulah Satari menimggal di Mekkah dan dimakamkan juga di Mekkah, sedangkan KH. Abdullah Umar meninggal di Jedah setelah menjalankan ibadah haji dan dimakamkan di Jeddah..
Sewaktu K. Zam Zam meninggal dunia Pondok di Bogangin sudah banyak santrinya dan mencapai +/- 3,000 santri yang datang dari berbagai daerah diantaranya, Banyumas, Pekalongan, Kebumen, Purworejo, Magelang, Cilacap dll. Kemudian kepemimpinan pondok diteruskan oleh menantunya yang bernama KH Abdulloh Suyuti.
KH. Abdullah Suyuti mempunyai istri 4 (Empat) yaitu :
1. Ny. Khotijah Binti K. Zam Zam, mempunyai 2 anak :
a. Ny. Aamatillah Jama'atissurruriyah Ummul Asfar, bersuami dengan K.H. Abdul Mu'in
b. Makdum (meninggal sewaktu masih kecil)
2. Ny Maryam binti Zen, Kamulyan, Tambak, mempunyai 2 anak yaitu :
a. Ny Muhdilah binti KH.Abdulloh Suyuthi bogangin, bersuami K. Zuhdi, Leler, Randegan (pendiri pondok Leler, Kebasen, Banyumas)
Tentang Ky.Zuhdi beristrikan Ny .Muhdilah binti KH.Abdulloh Suyuthi Mempunyai putra tiga orang:
1.KH.Hisyam zuhdi (Leler)
2.KH.Hasyim Suyuthi (Leler)
3.KH.Ahmad zabidi
b. KH. Muhammad Dinil atau KH.Muhammad Muhyidin Al Musthofa, mukim di Lampung,
Tentang KH. Muhammad Dinil atau KH.Muhammad Muhyidin Al Musthofa berada di Pringsewu Lampung mempunyai istri Nyai Rofiah binti Kyi. Hasan Ilyas dari Purwokerto menurunkan sepuluh orang anak yaitu :
3. Ny Hamidah, tidak mempunyai anak
4. Ny Petanahan, tdidak mempunyai anak.
Mengulangi riwayat KH Abdul Mu'in, sesuai dengan janji K. Zam Zam teman yang sangat mukholid sewaktu nyantri di Langitan, Tuban, maka KH Abdul Mu'in bin K. Ngisa M dari Petanahan, maka KH. Abdul Mu'in di nikahkan dengan putrinya yang bernama Ny. Aamatillah Jama'atissurruriyah Ummul Asfar binti K. Zam Zam.
A. Dengan Ny. Aamatillah Jama'atissurruriyah Ummul Asfar binti K. Zam Zam, Bogangin, mempunyai 8 (delapan) anak yaitu :
1. Dimyati, meninggal sewaktu masih kecil
2. K. Khodziqul Aqli, Bogangin
3. Ny Beng Ruqoyah, bersuami K. Ahmad Nahrowi, Medeng, Kawunganten, Cilacap
4. Ny Endahsyah, bersuami K. As'ari, Blekatuk, Kutoarjo, Kebumen
5. K. Sya'roni, beristri Ny. Arwinah, Selanegara
6. K. Shodiq, beristri Ny Mutholi'ah, Cimedeng, Kawunganten, Cilacap
7. K. Mahdi, beristri Ny Asliyah, Manggungan, Cimedeng, Kamwunganten, Cilacap
8. K. Ahmad Zubaidah, beristri Ny Siti Ngaisah, Kramasari, Kawunganten, Cilacap
B. Dengan Ny. Roliyah Jombor, Gumelar Lor, mempunyai 5 (lima) anak yaitu :
1. Ny. Sunipah, bersuami Makmur, Lampung
2. K. Khamami, beristri Ny Rosidah, Petanahan
3. Ny. Sopiyah, bersuami M. Alam bin Abbas ( Santri K. Zam Zam)
4. K. Samayil, beristri Ny Muslimah, Jombor, Gumelar Lor
5. K. Samhudi, bersuami Ny Saijah, Medeng, Kawunganten
C. Dengan Ny. Satariyah, Petanahan tidak mempunyai anak/keturunan..
D. Dengan Ny. Samilah, Plangkapan, tidak mempunyai anak/keturunan.
berlanjut... (http://fuadsuyuthi-almusthofa.blogspot.com/2012/05/riwayat-simbah-kh-abdul-muin.html)
Boleh minta profil pondok al anwar?
BalasHapusPondok-Pesantren Al anwar desa bogangin rt01/04 kec.Sumpiuh kab.Banyumas Jateng
HapusPerlu dikoreksi:
BalasHapusDiparagraf: mengulangi riwayat kh abd muin...itu nyai jamaatussururiyyah binti kh abdulloh suyuthi...
apakah KH. Zam zam atau Mbah KH.Abdullah Suyuti mempunyai santri yang ada di purwokerto?
BalasHapusAda
Hapusdi Sukanegara Purwokerti ada nama Muhammad Yasir yang hidup akhir abad 18..(hampir abad 19).menurut informasi keluarga sering kedatangan dari Kyai dr Bugangin.......
BalasHapusAllahu Akbar
Hapusapa ada info tentang tahun masa hidup kedua tokoh tersebut (KH. Zam zam dan KH. Abdullan Suyuti...Suwun
BalasHapusAda Buku Biodatanya
HapusSilahkan Mampir Saja keep Pondok
BalasHapusMenurut cerita ibu saya, eyang kakung saya dulu nyantri di Bogangin, mungkin sekitar akhir tahun 1890an. Eyang kakung kemudian tinggal di desa Sangubanyu, GrabaG, Purworejo, mengelola masjid di Sangubanyu menggantikan eyang buyut yg neninggal dalam perjalanan haji.
BalasHapusSayang, kami putus hubungan dg keluarga eyang.